Mataram- Sebagian besar daerah wisata di Indonesia berada pada zona berpotensi bencana. Sejarah kebencanaan dan upaya mitigasi risiko perlu diketahui wisatawam. Satu lagi yang barangkali belum banyak digarap di Indonesia. Daerah yang pernah terdampak gempa bumi, tsunami, gunung meletus, maupun longsor berpotensi menjadi wisata minat khusus yang diramu dengan edukasi kebencanaan. Diacontohkan, saat erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur, 13 Februari 2014, mitigasi bencana menyelamatkan 90.000 jiwa melalui evakuai aman dan tertib. Peringatan dini banjir di Sungai Ciliwung dan Bengawan Solo, juga mampu memberikan peringatan kepada masyarakat untuk evakuasi atau mengantisipasi banjir setiap tahun. Pengembanganekonomi kreatif juga sejalan dengan fokus pembangunan Pemerintah Kota Banda Aceh saat ini dalam menggenjot sektor pariwisata. Aminullah telah melabeli kuliner Banda Aceh dengan sebutan "3E"; enak, enak sekali, dan (w)enaaak sekali. AniesSebut Taman Gintung Jagakarsa Bisa Jadi Contoh Daerah Resapan Multiguna. 22/03/2021, 18:40 WIB. Bagikan: Komentar. Lihat Foto. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama komunitas-komunitas Sungai Ciliwung dalam peringatan Hari Air Sedunia di Taman Gintung, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Senin (22/3/2021) pagi. Investasipemerintah untuk membangun bangsa tangguh bencana. Selasa, 17 Mei 2022 11:51 WIB. Ilustrasi - Tanah longsor. ANTARA/M Faisal Hanapi/am. Jakarta (ANTARA) - Indonesia berada di jalur gempa teraktif di dunia karena dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik dan berada di atas tiga tumbukan lempeng benua, yakni, Indo-Australia dari sebelah Jakarta(ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengantisipasi potensi kejadian tsunami dengan membangun sistem peringatan dini, namun belum dapat sepenuhnya menjamin keberhasilan upaya pencegahan jatuhnya korban jiwa tanpa kesiapan masyarakat, maka edukasi harus terus berlanjut. OJ4jb3. Foto Wakil Presiden Wapres Ma’ruf Amin kanan melakukan penanaman pohon di Pantai Kata, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Selasa 6/4. Istimewa PARIAMAN – Disela-sela kunjungan kerja di Sumatera Barat, Wakil Presiden Wapres Ma’ruf Amin melakukan penanaman pohon di Pantai Kata, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Selasa 6/4. Penanaman pohon tersebut tak hanya memperkuat mitigasi ancaman bahaya tsunami berbasis vegetasi, tetapi juga dapat mengurangi dampak abrasi akibat gelombang Pantai Kata merupakan wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap bahaya tsunami. Dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan tanah yang landai sejauh 2 kilometer dari pesisir laut dibutuhkan vegetasi pelindung sebagai penahan dan pemecah gelombang Amin menyatakan bahwa pohon dapat mengurangi risiko bencana di pantai, seperti abrasi maupun tsunami.“Penanaman pohon di tepian pantai sebagai salah satu cara mengurangi risiko bencana,” ucap Ma’ruf pohon juga dilakukan bersama dengan Sekretaris Utama BNPB, Menteri PUPR, Menteri Kesehatan, Menteri Perdagangan, Gubernur Sumatera Barat, Walikota Pariaman dan didampingi oleh Anggota Komisi VIII DPR RI serta Anggota DPRD Kota bibit yang ditanam adalah 300 pohon ketapang, 100 pohon pule dan 100 pohon pinago, selanjutnya akan ditanaman pohon pinago secara bertahap. Jenis pohon tersebut dipilih karena dinilai memiliki keunggulan, seperti usia yang lebih panjang, batang yang tinggi, dan lebih kokoh sehingga juga bermanfaat menahan abrasi dan gelombang diharapkan bagi pemerintah daerah dan masyarakat agar bisa merawatnya. Dengan harapan pohon tersebut bisa tumbuh dan memberi manfaat mengurangi risiko bencana. Terutama daerah pesisir pantai Pariaman rawan dengan tsunami dan abrasi. Apalagi ancaman bencana tidak bisa diprediksi kejadiannya, mengingat daerah Sumatera Barat menjadi daerah rawan Raditya JatiKepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Admin Humas Penulis Selvina Toisuta/M Arfari Dwiatmodjo TSUNAMI merupakan bencana yang belum dapat diprediksi waktunya. Namun, prakiraan mengenai daerah yang akan terdampak, ketinggian gelombang, dan luas daerah genangan dapat ditentukan dengan memanfaatkan perkembangan ilmu dan teknologi. Salah satu wilayah di Tanah Air yang berisiko cukup besar dan rentan terdampak tsunami ialah Desa Pangandaran, Jawa Barat. Risiko itu meliputi ekonomi, sosial, dan fisik. UNESCO bersama Intergovernmental Oceanographic Commission IOC telah menyusun suatu program untuk rekognisi kesiapsiagaan tsunami di suatu wilayah melalui Tsunami Ready Program. Program ini disusun untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami. Terdapat 12 dua belas indikator dalam penetapan atau rekognisi itu, di antaranya ialah adanya peta bahaya tsunami dan peta evakuasi tsunami selengkapnya lihat grafik. Untuk memenuhi indikator Tsunami Ready IOC-UNESCO, Tim Pengabdian Masyarakat KK Hidrografi ITB yang diketuai oleh Wiwin Windupranata melakukan pendampingan di Desa Pangandaran melalui skema Pengabdian Masyarakat Bottom-Up ITB. Sebagai langkah awal, dilakukan survei lapangan secara berkala, yaitu pada November 2020 dan Maret 2021. Survei lapangan itu bertujuan untuk mengakuisisi data lapangan, seperti foto udara, data kependudukan, data inventaris desa, dan kebutuhan data lainnya untuk melengkapi indikator Tsunami Ready IOC-UNESCO. Kemudian pada 14 September 2021 dilakukan sosialisasi ke pemerintah desa serta instansi terkait soal hasil survei lapangan dan pengolahan data. Berdasarkan survei itu tim melihat jika semua indikator Tsunami Ready telah berhasil dipenuhi oleh Desa Pangandaran. Indikator pertama dalam Tsunami Ready IOC-UNESCO ialah wilayah bahaya tsunami harus ditetapkan dan masyarakat memiliki peta bahaya tsunami. Hal tersebut telah terpenuhi di Desa Pangandaran dengan adanya peta rendaman tsunami dengan menggunakan pemodelan numerik. Pemodelan ini, baik yang dirilis oleh instansi pemerintah atau berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli. Desa Pangandaran juga telah memenuhi indikator dua, yakni mengenai perkiraan jumlah penduduk yang berada di wilayah bahaya tsunami. Data penduduk didapatkan dari data Desa Pangandaran pada 2021. Sebagai indikator tiga, IOC-UNESCO menentukan bahwa masyarakat harus menempatkan informasi publik tentang tsunami yang berisi mengenai rute evakuasi tsunami. Indikator ini pun telah dipenuhi dengan adanya informasi publik di sepanjang pesisir pantai Desa Pangandaran. Meski begitu, pemenuhan indikator ini masih belum sempurna karena pada data yang didapat dari instansi setempat, terdapat beberapa kesalahan koordinat. Kesalahan ini perlu diperbaiki dengan melakukan inventarisasi ulang. Indikator empat dalam Tsunami Ready ialah adanya inventarisasi sumber daya ekonomi, infrastruktur, politik, dan sosial yang terkait dengan pengurangan risiko bencana tsunami. Dari sisi sumber daya ekonomi Pemerintah Desa Pangandaran telah menganggarkan dana desa untuk penanggulangan bencana tsunami. Keterangan ini didapatkan dari wawancara yang dilakukan pada saat survei di lapangan. Meski begitu, jumlah dana desa tidak disebutkan secara spesifik. Beberapa sumber daya infrastruktur juga telah disiapkan pemerintah setempat, yang berupa beberapa titik pengungsian sementara di kawasan Desa Pangandaran dan sekitarnya, seperti wilayah Cagar Alam dan shelter evakuasi lima lantai yang terdapat pada perbatasan Desa Pangandaran dan Desa Pananjung. Terdapat juga tujuh rekomendasi hotel yang di tetapkan sebagai tempat evakuasi mengingat banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kawasan Pangandaran. Dari segi sumber daya politik dan sosial, Pemerintah Daerah dan Forum Kesiapsiagaan Dini Masyarakat FKDM telah menyusun kerangka berpikir tanggap darurat jika terjadi bencana tsunami. Rancana tanggap darurat ini dituangkan pada dokumen emergency operation plan EOP yang terdapat pada Surat Keputusan Kepala Desa Pangandaran Nomor 144/47-Kpts/Desa/2020. Efektivitas rencana evakuasi ini dapat dilihat dengan melakukan simulasi evakuasi. Selain itu, FKDM Pangandaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Pangandaran menyelenggarakan kegiatan pendidikan kebencanaan dan mempersiapkan kegiatan terkait kesiapsiagaan bencana di wilayah desa Pangandaran. Selain itu, organisasi Linmas, Komunitas Nelayan, dan Komunitas Pengusaha Pariwisata di Pangandaran juga mendukung kegiatan pengurangan risiko bencana, khususnya bencana tsunami. Pada indikator lima disebutkan mengenai peta evakuasi tsunami yang harus mudah dipahami. Penentuan peta evakuasi tsunami dilakukan oleh otoritas lokal bekerja sama dengan masyarakat. Terdapat beberapa peta evakuasi tsunami yang telah dibuat berbagai instansi termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, BPBD dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG. Perbedaan dari peta evakuasi tersebut terletak dari perbedaan informasi yang disajikan, terutama pada detail informasi dan tujuan evakuasi tsunami. Hal ini harus dikoreksi dengan penyeragaman informasi yang akan disampaikan agar masyarakat, khususnya wisatawan yang baru tiba di Pangandaran tidak kebingungan dan dapat mengetahui tempat dan arah evakuasi tsunami. Selain berbagai sumber daya yang telah disiapkan pemerintah daerah, pengembangan, sosialisasi dan pendidikan kepada masyarakat merupakan suatu hal yang penting. Hal tersebut tercantum dalam indikator enam Tsunami Ready. Pengembangan dan pendistribusian materi edukasi tsunami di Desa Pangandaran dilakukan secara khusus oleh BPBD Pangandaran bekerja sama dengan FKDM Desa Pangandaran. Salah satu bentuknya ialah pengembangan materi pendidikan berupa program goes to school GTS yang memberikan edukasi mengenai kebencanaan secara umum kepada siswa SD-SMP-SMA di wilayah Pangandaran. Selain itu, BMKG juga memiliki materi edukasi bencana tsunami yang dibuat dan dapat diterapkan secara nasional yang dapat digunakan untuk edukasi tentang bencana tsunami. Sosialisasi dan sarananya Indikator tujuh dalam Tsunami Ready ialah adanya kegiatan sosialisasi atau pendidikan yang diadakan setidaknya tiga kali dalam satu tahun. Daerah Pangandaran telah mengadakan kegiatan pendidikan dan kesiapsiagaan bencana secara rutin setiap tahunnya. Kegiatan tahunan itu digagas oleh BPBD Pangandaran bersama dengan FKDM Desa Pangandaran. Kegiatan rutin yang dilakukan ialah Hari Siaga Bencana pada 26 April dan Peringatan Tsunami Pangandaran pada 17 Juli serta kegiatan GTS. Selain itu terdapat juga kegiatan edukasi dan kesiapsiagaan pada Indian Ocean-wide tsunami exercises IOWave tahun 2016, dan Sekolah Lapangan Geofisika SLG tahun 2020 yang diselenggarakan oleh BMKG dan BNPB, serta Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Destana tahun 2019 yang diadakan oleh BNPB. Untuk pemenuhan indikator delapan, yakni adanya latihan komunitas tsunami paling tidak dua tahun sekali, juga telah terpenuhi. Sementara untuk indikator sembilan mengenai Emergency Operation Plan EOP, Desa Pangandaran telah memiliki dan diresmikan dalam Surat Keputusan Kepala Desa Pangandaran Nomor 144/47-Kpts/Desa/2020. Berdasarkan keterangan Kepala Desa Pangandaran dan FKDM, dokumen tersebut nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk keadaan darurat saat terjadinya bencana tsunami di wilayah Pangandaran. Hasil indikator sepuluh mengenai adanya kapasitas untuk mendukung pelaksanaan tanggap darurat tsunami juga sudah tersedia di Desa Pangandaran. Hal ini dengan adanya tim kesiapsiagaan bencana Desa Pangandaran yang terdiri dari FKDM dan Linmas yang saling berkoordinasi membantu dalam merespons kejadian bencana seperti gempa bumi dan tsunami. Kemudian keputusan tanggap darurat disampaikan melalui media sosial untuk diinformasikan kepada masyarakat. Selain itu, Desa Pangandaran juga memiliki Command Center dan perangkat diseminasi pada Gambar 2 seperti CCTV untuk memantau tsunami, sirene, dan pengeras suara yang dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi operasi tanggap darurat tsunami. Command Center berada di Kantor Desa Pangandaran yang terhubung dengan perangkat sosialisasi yang tersebar di Pantai Timur, Pantai Barat, Pasar Wisata dan Kantor Desa Pangandaran. Desa Pangandaran merupakan salah satu desa yang memiliki kemampuan menerima informasi bahaya tsunami selama 24 jam dalam media komunikasi seperti melalui media sosial antar instansi seperti BMKG, BPDB, pemerintah desa, dan FKDM. Kemudian adanya laman Desa Pangandaran dan SMS dalam penyebarluasan informasi resmi dari BMKG dan melalui Warning Receiver System. Adanya sarana-sarana itu merupakan bentuk pemenuhan indikator Tsunami Ready kesebelas. Selain adanya penyebarluasan informasi gempa dan peringatan dini antar stakeholder, Desa Pangandaran juga memiliki sarana penyebaran informasi kepada masyarakat. Penyebaran informasi tersebut dilakukan menggunakan media komunikasi, seperti handy talkie, media sosial, speaker dan sirene pada alat penyebaran pusat komando, dan sirine tsunami di Gedung Telkom Pangandaran. Begitulah Desa Pangandaran memenuhi indikator 12 Tsunami Ready. Di sisi lain, meski ke-12 indikator telah terpenuhi di Desa Pangandaran, tetap dibutuhkan adanya komitmen dari masyarakat serta pemerintah untuk menjaga pemenuhan indikator-indikator itu. Hal ini termasuk pula komitmen untuk menjaga infrastruktur mitigasi bencana tsunami di Desa Pangandaran sehingga kerugian yang ditimbulkan dapat diminimalisir. M-1 Foto Taman Edukasi Bencana Kepala BNPB Resmikan “Taman Edukasi Bencana” PADANG- Kawasan Wisata Pantai Padang selain terkenal keindahan lautnya, kini terdapat lokasi Taman edukasi bencana. Berdekatan dengan Danau Cimpago Kota Padang, yang diresmikan penggunaannya oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, Willem Rampangilei, Selasa 1/5/2018. Dalam sambutannya mengatakan, "TEB ini menyajikan konsep ruang terbuka untuk menyampaikan pendidikan kebencanaan melalui kreasi seni, buku-buku bergambar yang menarik dan dipadukan dengan konsep bermain. Selain itu, di TEB ini juga menjadi sekolah umum yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Sumatera Barat bekerjasama dengan Forum Pusat Kegiatan Belajar Mengajar Provinsi Sumatera Barat. TEB ini dapat menjadi model untuk dapat dikembangkan di daerah lainnya, khususnya di daerah rawan bencana di Sumatera Barat sebagai salah upaya untuk kampanye dan penyadaran diri terhadap risiko bencana yang dihadapi. Taman-taman tematik yang sekaligus berfungsi sebagai taman edukasi merupakan suatu “lompatan kreativitas” sebagai sarana ruang publik terbuka, sehingga warga dapat mengerti tema kebencanaan dengan segala ancamannya. Selain itu ruang publik terbuka ini akan memberikan manfaat bagi generasi muda dalam memahami terjadinya bencana khususnya gempa dan tsunami yang dapat berdampak pada individu, komunitas, budaya, dan lingkungan. Karya seni Mural menjadi penggugah semangat rasa kebersamaan generasi muda dalam memahami bencana dan ancamannya, Pemerintah Daerah, Masyarakat dan Lembaga Usaha yang ada di Sumatera Barat, Khususnya Kota Padang, dihimbau untuk dapat memanfaatkan ruang pembelajaran Taman Edukasi Bencana sekaligus merawat dan ikut mengembangkan agar dapat lebih bermanfaat mulai dari membersihkan sampah dan tidak membuang sampah sembarangan, mengkampanyekan kegiatan di TEB, serta melengkapi berbagai fasilitas lainnya seperti menanam pohon, menambah fasilitas bermain anak maupun buku-buku pembelajaran, sehingga membuat pengunjung lebih nyaman. Ketersediaan wifi dalam era digital saat ini akan menambah nilai Kota Padang sebagai “Smart City yang Tangguh terhadap Bencana," ucap Willem. Sementara itu, Penjabat sementara Pjs Wali Kota Padang, Alwis mengatakan, di lokasi TEB terdapat perpustakaan yang berisi buku-buku tentang kebencanaan. Sementara, untuk melengkapi fasilitas lainnya, sangat dibutuhkan partisipasi dari dunia usaha, baik BUMN maupun swasta. “Masih banyak yang perlu ditambah. Seperti akses internet, wahana-wahana edukasi untuk anak. Ini yang kami harapkan, agar dunia usaha ikut berpartisipasi pula,” tambahnya. Sebagai salah upaya untuk kampanye kesiapsiagaan dan penyadaran diri terhadap risiko bencana yang ada di sekitar masyarakat, maka di TEB ini dikembangkanlah model pembelajaran kesiapsiagaan bencana, salah satu bentuknya yaitu Mural. Mural di TEB ini menggambarkan kejadian-kejadian bencana dan menjadikan kita selalu ingat akan sejarah kejadian bencana dan meningkatkan awareness terkait kebencanaan itu sendiri. Bagaimana merubah pola pikir masyarakat agar dapat saling peduli antar sesama gotong royong maupun peduli terhadap lingkungan dan dikaitkan dengan kearifan budaya lokal masyarakat. Pembukaan Taman Edukasi Bencana ini merupakan rangkaian awal dari Pertemuan Ilmiah Tahunan yang ke-5 atas kerjasama yang baik antara BNPB, IABI, UNAND, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat atas dukungan dari Kementerian PUPR dan Balai Wilayah Sungai Sumatera V yang telah menyediakan infrastruktur dan lokasi strategis sebagai ruang publik pembelajaran kebencanaan di Padang. Kegiatan ini dihadiri oleh Instansi di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat, Instansi di Lingkungan Pemerintahan Kota Padang, Komunitas Sepeda se-Kota Padang, dan Masyarakat sekitar. Sebelumnya, kegiatan ini didahului oleh kegiatan FunBike yang dimulai dari Universitas Andalas menuju Danau Cimpago. Danau Cimpago merupakan danau buatan yang dibuat pada tahun 2015 sebagai pengendali banjir atau yang biasa disebut Sistem Polder. Sistem polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan kelengkapan bangunan meliputi saluran drainase, kolam retensi, pompa air, yang dikendalikan sebagai satu kesatuan pengelolaan. Dengan sistem polder, maka lokasi rawan banjir akan dapat dibatasi dengan jelas, sehingga elevasi muka air, debit dan volume air yang harus dikeluarkan dari sistem dapat dikendalikan. Oleh karena itu, sistem polder disebut juga sebagai sistem drainase yang terkendali.Adi penyiapan strategi mitigasi sesuai dengan kearifan lokal harus dilakukanJakarta ANTARA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG telah mengantisipasi potensi kejadian tsunami dengan membangun sistem peringatan dini, namun belum dapat sepenuhnya menjamin keberhasilan upaya pencegahan jatuhnya korban jiwa tanpa kesiapan masyarakat, maka edukasi harus terus berlanjut. "Masih sangat diperlukan kesungguhan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat bersama-sama Pemerintah Pusat untuk melakukan berbagai langkah kesiapan pencegahan bencana," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa. Menurut dia, langkah tersebut harus didasarkan pada edukasi masyarakat agar mampu melakukan perlindungan dan penyelamatan diri terhadap bencana gempa bumi dan tsunami, juga merespon peringatan dini secara cepat dan tepat. Edukasi salah satunya dapat dilakukan melalui media massa secara tepat, untuk meningkatkan kewaspadaan tanpa menimbulkan kepanikan. Baca juga Memahami gempa megathrust dan risikonya Baca juga BMKG Segmen megathrust Nias-Simeulue miliki magnitudo tertarget 8,7 Guna mencegah kepanikan masyarakat seperti yang terjadi beberapa hari terakhir, dengan pemberitaan media mengenai hasil kajian peneliti ITB tentang potensi tsunami hingga 20 meter di wilayah selatan Jawa akibat gempa megathrust. Selain itu, kesiapan pemerintah daerah juga sangat penting dalam menyediakan sarana dan prasarana evakuasi, peta rawan bahaya gempa bumi dan tsunami, jalur dan tempat evakuasi serta melaksanakan gladi evakuasi secara rutin. Pemerintah juga perlu menerapkan standar bangunan tahan gempa bumi dan tsunami terutama untuk bangunan publik dan bangunan vital, melaksanakan audit bangunan yang diikuti dengan upaya memperkuat konstruksi bangunan agar benar-benar tahan terhadap gempa dan tsunami. Serta dalam menerapkan tata ruang berbasis mitigasi bencana dan menegakkan aturan secara ketat agar masyarakat dan seluruh pihak benar-benar mematuhi seluruh langkah upaya mitigasi. "Langkah-langkah penyiapan strategi mitigasi yang sesuai dengan kearifan lokal saat ini harus benar-benar dilakukan, diuji dan ditingkatkan," tambah dia. Hal itu sesuai dengan amanah Undang-undang no. 24/ tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dan Peraturan Presiden no 93/ tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami. Baca juga Benarkah gempa Lombok sebabkan "megathrust" Pulau Jawa dalam waktu dekat? Baca juga BMKG Kerentanan gempa di Indonesia harus diterimaPewarta Desi PurnamawatiEditor Zita Meirina COPYRIGHT © ANTARA 2020 ArticlePDF AvailableAbstractThis research is important because until now the local revenue of Kota Banda Aceh from tourism is still low, whereas there are still many tourism potentials that can still be dug for, if there is tourism activity is not lively and not festive and generally not maintained, including supporting facilities for such activities not well maintained. Many debates about tourism post disaster. During this time the disaster is considered a threat, but the facts on the ground show that many people are interested to see and enjoy the impact of the Tsunami disaster. The formulation of the problem in this research is how to arrange / facilitate the development of tourist attraction in Banda Aceh City, how to organize tourism training, how to maintain and preserve the tourist attraction in Banda Aceh City, how to organize guidance of the conscious society of tourism in Banda Aceh City, how to do promotion tour. This research uses qualitative approach. Because the researchers intend to get a picture of a profound phenomenon about a symptom. Technique of data collecting is by interview, observation and documentation study. the data source consists of primary data source and secondary data source. In conducting research of informant search done by purposive sampling technique. The informant consisted of the Head of the Tourism Office of Banda Aceh City, Secretary of Tourism Office, Kabid. Tourism, Sub-Head of Planning, Head of Marketing and Development Section, Owner of Hotel Arabia, Sub-district of Meuraxa, Public figure, Tourist owner Iboh, Hotel Owner of Tourism, Business Owner of Floating Ship Object. From the results of the research shows that the development of tourist attraction continues in galakkan by the city of Banda Aceh, the implementation of tourism training followed by the entrepreneurs and the community around the tourist attraction. Maintenance and preservation of tourist attraction in do not meet the expectations of visitors, the guidance of the community aware of tourism in greet the community is less serious, the promotion is not so vigorous and attract many tourists. From the result of the research, it can be concluded that the development of tsunami tourism area in Banda Aceh City still needs improvement and the government's attention for further development. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Halaman 92 - 108 p - ISSN 2615-1227 e - ISSN 2655-187X 92 Pengembangan Kawasan Wisata Tsunami di Kota Banda Aceh Studi Implementasi Kebijakan Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Kepariwisataan Muhammad Munzir1, Muhammad Zainal Abidin2*, Faridah3, Kamal Fachrurrozi4, Fadli Syahputra5 1, 2, 3, 4Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen STIM Banda Aceh 5Akademi Farmasi YPPM Mandiri Banda Aceh 1, 4DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia PUTRI Provinsi Aceh Email zenal1978 ABSTRACT This research is important because until now the local revenue of Kota Banda Aceh from tourism is still low, whereas there are still many tourism potentials that can still be dug for, if there is tourism activity is not lively and not festive and generally not maintained, including supporting facilities for such activities not well maintained. Many debates about tourism post disaster. During this time the disaster is considered a threat, but the facts on the ground show that many people are interested to see and enjoy the impact of the Tsunami disaster. The formulation of the problem in this research is how to arrange / facilitate the development of tourist attraction in Banda Aceh City, how to organize tourism training, how to maintain and preserve the tourist attraction in Banda Aceh City, how to organize guidance of the conscious society of tourism in Banda Aceh City, how to do promotion tour. This research uses qualitative approach. Because the researchers intend to get a picture of a profound phenomenon about a symptom. Technique of data collecting is by interview, observation and documentation study. the data source consists of primary data source and secondary data source. In conducting research of informant search done by purposive sampling technique. The informant consisted of the Head of the Tourism Office of Banda Aceh City, Secretary of Tourism Office, Kabid. Tourism, Sub-Head of Planning, Head of Marketing and Development Section, Owner of Hotel Arabia, Sub-district of Meuraxa, Public figure, Tourist owner Iboh, Hotel Owner of Tourism, Business Owner of Floating Ship Object. From the results of the research shows that the development of tourist attraction continues in galakkan by the city of Banda Aceh, the implementation of tourism training followed by the entrepreneurs and the community around the tourist attraction. Maintenance and preservation of tourist attraction in do not meet the expectations of visitors, the guidance of the community aware of tourism in greet the community is less serious, the promotion is not so vigorous and attract many tourists. From the result of the research, it can be concluded that the development of tsunami tourism area in Banda Aceh City still needs improvement and the government's attention for further development. Keywords Development, Tsunami Tourism Area ABSTRAK Penelitian ini penting karena hingga sekarang ini pendapatan daerah Kota Banda Aceh dari pariwisata masih rendah, padahal masih banyak potensi wisata yang masih dapat digali untuk, kalau ada aktivitas wisata tidak hidup dan tidak meriah serta secara umum tidak terawat, termasuk sarana penunjang untuk kegiatan tersebut seperti tidak terpelihara dengan perdebatan tentang pariwisata pasca bencana. Selama ini bencana dianggap sebagai ancaman, tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak orang tertarik untuk melihat dan menikmati dampak bencana Tsunami. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana mengatur/memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata di Kota Banda Aceh, bagaimana menyelenggarakan Diklat kepariwisataan, bagaimana memelihara dan melestarikan daya tarik wisata di Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … Kota Banda Aceh, bagaimana menyelenggarakan bimbingan masyarakat sadar wisata di Kota Banda Aceh, bagaimana melakukan promosi wisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Karena peneliti bermaksud untuk memperoleh gambaran fenomena yang mendalam tentang suatu gejala. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. sumber data terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Dalam melakukan penelitian pencarian informan dilakukan dengan teknik purposif sampling. Informan terdiri dari Kepala Dinas pariwisata Kota Banda Aceh,Sekretaris Dinas Pariwisata, Kabid. Pariwisata, Kasubbag Perencanaan, Kepala Seksi Pemasaran dan Pengembangan, Pemilik Hotel Arabia, Kapolsek Kecamatan Meuraxa, Tokoh masyarakat, Pemilik wisata Iboh, Pemilik Hotel Pariwisata, Pemilik Usaha Objek Kapal Apung. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan daya tarik wisata terus di galakkan oleh pemerintah kota Banda Aceh, penyelenggaraan Diklat kepariwisataan di ikuti oleh para pengusaha dan masyarakat di sekitar objek wisata. Pemeliharaan dan pelestarian daya tarik wisata di lakukan belum memenuhi harapan pengunjung, penyelenggaraan bimbingan masyarakat sadar wisata di sambut masyarakat kurang serius, promosi yang dilakukan belum begitu gencar dan menarik banyak wisatawan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan kawasan wisata tsunami di Kota Banda Aceh masih memerlukan pembenahan dan perhatian pemerintah untuk pengembangan lebih lanjut. Kata Kunci Pengembangan, Kawasan Wisata Tsunami PENDAHULUAN Peranan pariwisata dalam pembangunan secara garis besar berisikan tiga segi yakni segi ekonomis devisa, pajak-pajak, segi kerjasama antar negara persahabatan antar bangsa, dan segi kebudayaan memperkenalkan kebudayaan kita kepada wisatawan manca Negara. Pariwisata Kota Banda Aceh diarahkan sebagai sektor yang dapat diandalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, peningkatan PAD, pemberdayaan masyarakat sekitar, untuk memperluas kesempatan kerja, dan memasarkan produk-produk budaya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan kawasan wisata harus terencana, bertahap secara menyeluruh untuk dapat memperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, yang memberikan kewenangan lebih luas pada pemerintah Daerah untuk mengelola wilayahnya, membawa implikasi semakin besarnya tanggung jawab dan tuntutan untuk menggali dan mengembangkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki daerah dalam rangka menopang perjalanan pembangunan di daerah. Dengan ini diharapkan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang sifatnya kedaerahan seperti kurangnya lapangan pekerjaan, kesejahteraan rakyat dan pelayanan publik. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah, yang dimaksud dengan ekowisata adalah “kegiatan wisata alam di daerah yang bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, dan dukungan usaha konservasi sumber daya alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal” Banyak kesempatan promosi pariwisata, umumnya telah mengenal Aceh karena tsunami 12 tahun lalu, wisatawan yang datang setiap tahun selalu singgah ke tempat bekas tsunami dan lokasi bukti dahsyatnya bencana itu, seperti kapal apung, Museum Tsunami, dan Masjid Ulee Lheu. Target wisatawan tahunan juga terpenuhi, yakni 75 ribu wisatawan Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … Asing. Target yang dipasang untuk tahun depan adalah penambahan sekitar 20 persen dari sebelumnya, sekitar 90 ribu wisatawan Asing. Jika ditambah dengan wisatawan Nusantara, targetnya 1,8 juta pelancong. "Wisatawan asing terbanyak datang dari Malaysia. Kalau wisatawan Nusantara paling banyak dari Sumatera Utara. Masih ada sejumlah tantangan pariwisata di Aceh di antaranya kualitas pelayanan, infrastruktur di lokasi, dan sumber daya manusia. "Perlahan ini terus dibenahi bersama pelaku pariwisata. Dinas Pariwisata terus melakukan pembinaan dan mengajak masyarakat menjadi pelaku utama dalam membangun pariwisata Aceh. Investor bidang ini juga diharapkan menggandeng warga dalam usaha wisata. Kenangan akan bencana Tsunami Aceh yang terjadi 12 tahun lalu, tak akan pernah pudar. Pemerintah Provinsi Aceh sudah beberapa tahun belakangan memperkenalkan wisata mengenang Tsunami Aceh kepada wisatawan. Saat ini, ada beberapa obyek wisata yang kerap dikunjungi wisatawan untuk menapak tilas kejadian Tsunami Aceh 2004. Namun setelah bencana besar tersebut, pemerintah dan masyarakat tak berputus asa. Mereka bahu-membahu membangun kembali daerahnya. Nah, beberapa lokasi yang terdampak tsunami sekarang ternyata malah menjadi daerah tujuan wisata. Daerah tujuan wisata dapat meningkatkan PAD. PAD sendiri merupakan gambaran potensi daerah, potensi keuangan daerah, pada umumnya mengandalkan unsur daerah dan retribusi daerah. Berkaitan dengan PAD dari sektor retribusi, maka daerah dapat menggali potensi sumber daya alam yang berupa obyek wisata. Pendapatan Daerah Kota Banda Aceh dari pariwisata masih kurang, banyak hal yang masih dapat digali untuk dapat meningkatkan baik jumlah kunjungan pariwisata maupun PAD daerah. Hal ini merupakan tugas berat bagi pemerintah khususnya lembaga yang mengurusi daerah pariwisata yaitu Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh. Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh sampai saat ini belum berhasil dalam menempatkan pariwisata sebagai salah satu sumber yang memberikan kontribusi yang besar terhadap Pendapatan Asli Daerah. Oleh Karena itu, peran Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh dituntut dalam mengambil kebijakan untuk melakukan pengembangan di sektor pariwisata yang ada khususnya objek wisata tsunami dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Banda Aceh. KAJIAN TEORITIS Teori Implementasi Kebijakan Menurut Syaukani dkk 2013295 bahwa implementasi merupakan suatu rangkaian aktivitas dalam rangka mengantarkan kebijakan kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut mencakup, Pertama persiapan seperangkat peraturan lanjutan yang merupakan interpretasi dari kebijakan terebut. Kedua, menyiapkan sumber daya guna menggerakkan kegiatan implementasi termasuk di dalamnya sarana dan prasarana, sumber daya keuangan dan tentu saja penetapan siapa yang bertanggungjawab melaksanakan kebijakan tersebut. Ketiga, bagaimana mengantarkan kebijaksanaan secara konkrit ke masyarakat. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … Konsep Pariwisata Indonesia istilah pariwisata dimulai pada awal tahun 1960-an. Istilah pariwisata diperoleh dari budayawan intelektual atas permintaan Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku Ketua DTI Dewan Tourisme Indonesia pada tahun 1960. Secara terpisah dua orang budayawan, yaitu Prof. Mr. Moh. Yamin dan Prof. Dr. Prijono dalam Yoeti, 201447 memberi istilah pariwisata untuk mengganti istilah tourism atau travel, yang konotasinya dapat terkait dengan selera rasa pleasure, excitement, entertainment, adventure dan sejenisnya. Istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta yaitu pari yang berarti penuh, lengkap, berkeliling, wis man yang berarti rumah, properti, kampung, komunitas dan ata yang artinya pergi terus menerus, mengembara roaming about. Jadi, pariwisata adalah pergi secara lengkap meninggalkan rumah kampung berkeliling terus-menerus. Jenis-Jenis Pariwisata Definisi pariwisata begitu luas, penelitian bidang kepariwisataan pun sangat luas, secara global jenis-jenis pariwisata pun bermacam-macam. Pendit 201211 mengemukakan jenis-jenis pariwisata yang terbagi menjadi pariwisata budaya, kesehatan, olahraga, komersial, industri, politik, konvensi, sosial, pertanian, maritim bahari, cagar alam, buru, pilgrim, wisata bulan madu dan wisata petualangan. Jenis-jenis pariwisata tersebut bisa bertambah, tergantung pada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah. Hal ini berkaitan dengan kreativitas para ahli profesional yang berkecimpung dalam industri pariwisata. Semakin kreatif dan banyak gagasan yang dimiliki, maka semakin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat diciptakan bagi kemajuan industri pariwisata. Pengembangan Pariwisata Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia 2012556 pengembangan merupakan perbuatan hal, cara, usaha mengembangkan. Fandeli dalam Pendit 201227 mengemukakan pengembangan pariwisata pada dasarnya adalah pengembangan masyarakat dan wilayah yang didasarkan pada 1. Memajukan tingkat hidup masyarakat sekaligus melestarikan identitas budaya dan tradisi lokal. 2. Meningkatkan tingkat pendapatan secara ekonomis sekaligus mendistribusikan secara merata pada penduduk lokal. 3. Berorientasi pada pengembangan wirausaha skala kecil dan menengah dengan daya serap tenaga kerja besar dan berpotensi pada teknologi komparatif. 4. Memanfaatkan pariwisata seoptimal mungkin sebagai agen penyumbang tradisi budaya dengan dampak negatif yang seminimal mungkin. Tujuan Pengembangan Pariwisata Pada dasarnya tujuan utama dari pengembangan kepariwisataan adalah untuk meningkatkan nilai ekonomi. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Yoeti 201422 bahwa pengembangan kepariwisataan nasional, dengan tujuan untuk Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … memperlancar usaha kepariwisataan nasional sebagai salah satu sumber penghasil devisa negara perlu menyempurnakan organisasi dan tata kerja badan pelaksana di bidang kepariwisataan tingkat pusat. Selain menyinggung tujuan budaya serta persahabatan internasional, Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1969 tentang Pedoman pembinaan pengembangan kepariwisataan nasional juga menetapkan keuntungan ekonomis sebagai tujuan yang pertama dari pengembangan pariwisata di Indonesia. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Pariwisata Para ahli dalam bidang usaha pengembangan dan pembangunan pariwisata yang dikutip oleh Pendit 201260 mengemukakan tentang adanya persyaratan menjadi faktor penentu pengembangan daerah tujuan wisata yaitu faktor alam, sosial budaya, sejarah, keagamaan, fasilitas rekreasi, fasilitas kesehatan, fasilitas hiburan, fasilitas berbelanja, infrastruktur, fasilitas pangan dan akomodasi. Industri Pariwisata Menurut Soewantoro 201475 bahwa industri Pariwisata adalah gambaran suatu industri adalah suatu bangunan pabrik yang mempunyai cerobong dan menggunakan mesin-mesin tetapi Industri pariwisata merupakan suatu industri yang terdiri dari dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lain. Produk Industri Pariwisata adalah semua jasa yang diberikan oleh macam-macam perusahaan, semenjak seorang wisatawan meninggalkan tempat kediamannnya, sampai di tempat tujuan, hingga ketempat asalnya. Sedangkan produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan dari berbagai perusahaan segi ekonomis, jasa masyarakat segi sosial dan jasa alam. Teori Organisasi Seperti di ungkapan Davis dalam Winardi 201334 yang menyebutkan bahwa “Organization is any group of individual that is working toward some common end under leadership” Organisasi adalah suatu kelompok orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan. Pendapat lain dari Siagian dalam Sofyandi, 20113 mendefinisikan organisasi sebagai bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat seorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan. Teori Sumber Daya Manusia Hasibuan dalam Arifin 2013244 “Pengertian Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya”. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … Teori Tentang Otonomi Daerah Berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat 1, disebutkan bahwa Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya kecuali urusan Pemerintah yang oleh Undang-Undang ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah. Urusan Pemerintah yang dimaksud dalam Pasal 10 ayat 1 tersebut kemudian dijabarkan pada ayat 3 yaitu bahwa Urusan Pemerintah sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 meliputi a politik luar negeri; b pertahanan; c keamanan; d yustisi; e moneter dan fiskal nasional; dan f ketentuan Pasal 58 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengatur bahwa materi muatan Peraturan Daerah mengandung asas kepastian hukum; tertib penyelenggara negara; kepentingan umum; keterbukaan; proporsionalitas; profesionalitas; akuntabilitas; efisiensi; efektivitas; dan keadilan. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yaitu “penelitian yang lebih menekankan pada pengungkapan makna dan proses, latar belakang alami natural setting dan digunakan sebagai sumber data langsung dari peneliti sendiri sebagai instrumen kunci”. Penelitian kualitatif ini tidak hanya mengungkapkan peristiwa riil, tetapi lebih dari itu hasilnya diharapkan dapat mengungkapkan nilai-nilai tersembunyi. Selain itu penelitian ini akan lebih peka terhadap informasi yang bersifat kualitatif deskriptif dengan secara relatif berusaha mempertahankan keutuhan dari obyek yang diteliti. Informan Penelitian Pada penelitian ini informan dipilih secara sengaja purposive sampling, dengan demikian, penelitian kualitatif tidak mempersoalkan jumlah informan. Dalam hal ini jumlah informan bisa sedikit dan bisa juga banyak tergantung dari 1 tepat tidaknya pemilihan informan, 2 kompleksitas dan keragaman fenomena sosial yang diteliti. Tabel 1. Informan Penelitian Kepala Dinas pariwisata Kota Banda Aceh Sekretaris Dinas Pariwisata Kepala Seksi Pemasaran dan Pengembangan Kapolsek Kecamatan Meuraxa Pemilik Hotel Pariwisata. Pemilik Usaha Objek Kapal Apung Pemilik ikan Bakar Simpang Mesra Sumber Data lokasi diolah, tahun 2020 Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … Pengumpulan dan Teknik Analisis Data Berdasarkan pada jenis dan sumber data yang diperlukan, teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi Wawancara Mendalam Indepth Interview, Analisa Dokumentasi dan Observasi langsung partisipasi pasif. Menurut Miles, Humberman dan Saldana 20143l-33 menyebutkan bahwa "Didalam analisis data kualitatif terdapat 3 tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Aktifitas dalam analisis data dalam penelitian ini yaitu Data Condensation, Data Display dan Conclusion Drawing/Verifications. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Pariwisata Tabel 2. Nama Objek wisata yang ada di Kota Banda Aceh Tahun 2019 Monumen Aceh Thanks to the World Masjid Baiturrahim di Ulee Lheue Sumber Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, tahun 2018 Tabel 3. Kunjungan Wisatawan Domestik di Kota Banda Aceh Tahun 2015 Sumber Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, tahun 2018 Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … Mengatur/Memfasilitasi Pengembangan Daya Tarik Wisata Kerjasama Kerjasama dalam penanganan pariwisata merupak suatu upaya pendekatan yang harus dilakukan oleh pengusaha pariwisata. Dari hasil observasi peneliti di lokasi penelitian, hari Sabtu 10 Februari 2018 di dapati bahwa kerjasama belum banyak dilakukan oleh industri wisata, mereka masih bekerja sendiri-sendiri walaupun wadah untuk itu sudah dibentuk tapi hanya sekedar formalitas saja. Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan terhadap beberapa informan, dapat disimpulkan bahwa kerjasama merupakan keharusan dari pengusaha pariwisata untuk mendapatkan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan. Kerjasama khusus yang berkaitan dengan pariwisata belum sepenuhnya dilaksanakan oleh para pengusaha wisata, mereka masih bekerja masing-masing. Koordinasi Berdasarkan hasil observasi peneliti di lokasi penelitian hari Sabtu 10 Februari 2018 di dapati bahwa koordinasi oleh dinas Pariwisata dengan instansi terkait masih jarang dilakukan kecuali ada iven-iven khusus yang memang mengharuskan adanya koordinasi. Dari wawancara yang telah peneliti lakukan terhadap beberapa informan, dapat disimpulkan bahwa upaya dinas pariwisata untuk memberikan nasehat kepada masyarakat yang hidup dari kegiatan pariwisata agar mereka pengusaha pariwisata mendapatkan hasil yang lebih baik. Memberi Insentif Persuasif Hasil observasi peneliti di lokasi penelitian hari Sabtu 10 Februari 2018 di dapati bahwa “insentif yang diberikan oleh pemerintah belum pernah diberikan padahal pengusaha industri pariwisata sangat membutuhkannya untuk meningkatkan atau mengembangkan usahanya”. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen usaha pariwisata perlu peningkatan kegiatan karena pengelola usaha objek wisata sangat membutuhkan insentif persuasif dan bimbingan supaya bisa menambah minat wisatawan untuk berkunjung ke lokasi wisata dan pengeloaan wisata juga lebih baik lagi. Memelihara dan Melestarikan Daya Tarik Wisata di Kota Banda Aceh Pemugaran Bencana Tsunami Aceh, peristiwa yang terjadi Minggu pagi, 26 Desember 2004 itu menelan korban lebih dari 500 ribu nyawa. Selain itu, ribuan bangunan hancur lebur. Benar-benar bencana yang menyedihkan. Namun setelah bencana besar tersebut, pemerintah dan masyarakat tak berputus asa. Mereka bahu-membahu membangun kembali daerahnya. Nah, beberapa lokasi yang terdampak tsunami sekarang ternyata malah menjadi daerah tujuan wisata, seperti lokasi korban tsunami di Aceh yang kini jadi tujuan wisata. Taman Edukasi Tsunami berlokasi dekat dengan kapal PLTD Apung I. Memiliki luas 4500 meter kubik dan berlokasi di Desa Punge, Blang Cut, Jaya Baru, Banda Aceh. Taman Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … ini menyediakan informasi tentang tsunami, kesaksian sejarah, serta foto-foto tsunami di Aceh. Selain itu, taman ini juga dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, termasuk taman bermain, teater, dan fasilitas publik seperti rest area dan sebagainya. Dari hasil observasi peneliti di lokasi penelitian hari Sabtu 10 Februari 2018 di dapati bahwa “pemugaran umumnya telah dilakukan cuma kualitasnya masih rendah, di buat asal jadi daari bahan-bahan yang berkualitas rendah dan terkesan asal jadi”. Berdasarkan beberapa wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pemugaran belum dilakukan oleh pemerintah pada situs-situs tsunami dengan baik, kalaupun ada di kerjakan setengah hati, artinya mutu pemugaran seakan asal jadi, belum setahun siap dikerjakan sudah rusak kembali. Pengamanan Usaha untuk meningkatkan kualitas pariwisata harus dimulai dengan usaha menjaga kebersihan kualitas pariwisata. Dalam hal tersebut yang menjadi saran wiatawan terhadap pemerintah dan masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan dan kemanan daerah yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata guna untuk mengembangkan Banda Aceh sebagai destinasi pariwisata di Banda Aceh khususnya sebagai destinasi wisata islami. Memastikan keamanan pengunjung saat berwisata memang cukup mendasar. Sebab, hampir sebagian besar spot-spot pariwisata yang biasa dikunjungi warga lokal saat musim liburan, tidak memiliki pengawasan yang memadai. Jadi menurut saya wajar saja. Karena setiap pengunjung yang berwisata pasti ingin aman dan nyaman serta terjamin keselamatan baik nyawa maupun bawaannya. Dari hasil observasi peneliti di lokasi penelitian hari Sabtu 10 Februari 2018 didapati bahwa “pengamanan masih belum kelihatan mungkin karena jumlah personilnya yang terbatas, sehingga para pengunjung di situs-situs tsunami belum merasakan adanya pengawasan”. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa informan dapat disimpulkan bahwa pengamanan boleh dikatakan sudah baik, namun masih memerlukan perhatian lebih dari pemerintah daerah untuk menempatkan beberapa ppetugas pengamanan yang sifatnya menyamar, sehingga apabila ada sesuatu hal yang perlu mendesak terhadap bantuan pengamanan telah dapat di atasi dengan cepat dan tepat. Perawatan Pemerintah Kota Banda Aceh memiliki tanggung jawab dalam melakukan perawatan pariwisata serta yaitu dipercayai kepada DinasPariwisata Kota Banda Aceh dibawah persetujuan Wali kota. Upaya mengembangkan wisata tersebut dengan melakukan perawatan. Perawatan juga merupakan proses pembangunan wisata dalam mengembangkan pariwisata di destinasi memiliki daya tarik wisata supaya dapat dijadikan sebagai objek wisata yang terawat rapi dan bersih. Misalnya membantu perawatan, pengelolaan dan pemeliharaan bidang ketertiban dan kedisiplinan di objek wisata kapal PLTD Apung. Berdasarkan hasil observasi peneliti di lokasi penelitian hari Sabtu 10 Februari 2018 didapati bahwa “perawatan boleh di katakan hampir tidak ada sama sekali, seperti perawatan pada umumnya yang dilakukan oleh pemerintah, tidaqk dilakukan secara priodik, dengan demikian perawatan yang di lakukan bukan pada saat dibutuhkan, kurang memperlihatkan Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … hasil”. Dari wawancara lakukan terhadap beberapa informan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kebijakan perawatan wisata dan perencangan pengembangan wisata di kota Banda Aceh selain bekerja sama dengan lembaga kepemerintahan yang lain baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kota Banda Aceh telah dilakukan, selain itu, juga mencoba menyediakan sarana dan prasarana sebagai fasilitas wisata serta membantu pengaturan promosi objek wisata dalam memenuhi perencanaan pengembangan. Menyelenggarakan Diklat Kepariwisataan Melatih Sasaran latihan setiap latihan harus mempunyai sasaran yang jelas, apabila sasarannya tidak jelas maka akan tidak bisa diketahui efektivitas dari pelatihan itu sendiri dengan sasaran yang telah ditetapkan pelatih. Dari hasil observasi peneliti di lokasi penelitian hari Sabtu 10 Februari 2018 di dapati bahwa “pelatihan pernah dilakukan tapi sifatnya sangat terbatas dengan jumlah pengikut juga terbatas, sehinjgga banyak yang belum punya kesempatan untuk ikut”. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan maka dapat ditarik kesimpulan bila metode yang digunakan kurang tepat, pelatihan tersebut dalam bidang kepariwisataan, apabila metode yang dilakukan adalah metode seperti pemberian kuliah tanpa adanya praktek maka sasaran latihan akan sulit dapat tercapai. Memberi Penjelasan Diklat merupakan tempat penggodokan kepada pengusaha yang bergerak dalam bidang pariwisata. Kepada mereka secara bertahap diberikan pelatihan bagaimana pengelolaan pariwisata yang mengkondisikan dengan perkembangan dunia pariwisata akhir-akhir ini. Di Aceh pariwisata yang bernuansa Islam merupakan sesuatu yang memepunyai daya tarik tersendiri yang bisa di tawarkan kepada turisn baik lokal maupun internasional. Dalam pelaksanaan Diklat penjelasan detail berkaitan pariwisata di berikan sehingga mata dan pola pikir pengusaha poariwisata dapat menyesuaikan diri dengan kemauan turis. Berdasarkan dari hasil observasi peneliti di lokasi penelitian hari Sabtu 10 Februari 2018 didapati bahwa “penjelasan yang diberikan aparat dinas Pariwisata masih kurang di bandingkan dengan rencana program pengembangan objek wisata tsunami yang banyak menyita perhatian dunia”. Dari wawancara yang telah peneliti lakukan terhadap beberapa informan, dapat disimpulkan bahwa memberi penjelasan kepada pengusaha pariwisata oleh pemerintah telah diberikan penjelasan terutama pada dilakukannya Diklat kepada mereka wisata di Aceh yang dapat dikembangkan dan dilestarikan sesuai dengan ajaran Islam yaitu pariwisata yang bertujuan untuk kebaikan atau perbuatan yang tidak mengakibatkan dosa mulia, sebagai perjalanan mengingat Allah dan tidak mengesampingkan urusan agama dalam bentuk wisata apapun sebagai perwujudan dalam pemaknaan dan pencapaian sebuah tuntutan ajaran agama Islam. Pengawasan Berdasarkan hasil observasi peneliti di lokasi penelitian hari Sabtu 10 Februari 2018 didapati bahwa “pengawasan pada objek-objek wisata belum maksimal dilakukan Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … pemerintah, sehingga banyak objek wisata yang rusak sebelum waktunya”. Dari wawancara yang telah peneliti lakukan terhadap beberapa informan, dapat disimpulkan bahwa pengawasan pariwisata oleh pemerintah telah dilakukan oleh beberapa instansi terkait. Namun hasil dari pengawasan belum sebanding dengan banyaknya objek wisata. Memberikan Kesadaran Wisata Kepada Masyarakat Penyuluhan Memberikan kesadaran wisata kepada masyarakat berupa memberikan penyuluhan pariwisata, pengelolaan objek dan daya tarik wisata merupakan upaya yang harus dilakukan dengan perencanaan yang baik. Hasil observasi peneliti di lokasi penelitian hari Sabtu 10 Februari 2018 didapati bahwa “penyuluhan hampir tidak ada sama sekali, atau mungkin tidak ada petugas khusus untuk kegiatan ini, pantas jika kegiatan pariwisata jalan sendiri-sendiri”. Dari wawancara yang telah peneliti lakukan terhadap beberapa informan, dapat disimpulkan bahwa memberikan kesadaran wisata kepada masyarakat oleh dinas pariwisata kepada pengelolaan objek dan daya tarik wisata belum tersedia dan terkelola dengan baik, sehingga perlu dukungan penuh dari stakholder dan pemerintah dalam mengembangkan objek dan daya tarik wisata. Simulasi Dapat dipahami bahwa metode simulasi merupakan suatu model pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara penyajian. Pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode pembelajaran dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Pada simulasi pariwisata desa, diajak masyarakat bagaimana jika tamu datang ke rumah home stay bagaimabna masyarakat sebagai empunya rumah melayaninya, dengan simulasi masyarakat akan mendapat pengajaran apabila nanti kejadian sesungguhnya tidak canggung lagi. Dari hasil observasi peneliti di lokasi penelitian hari Sabtu 10 Februari 2018 di dapati bahwa “kegiatan simulasi memang belum di jalankan sama sekali”. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa kepariwisataan menunjang pertumbuhan ekonomi rakyat, sebagaimana dipahami bahwa ada korelasi yang signifikan antara interaksi manusia dengan peningkatan ekonominya, artinya makin banyak manusia melakukan interaksi pada suatu lokasi membawa dampak konsekuensi peningkatan ekonomi yang optimal pula. Ramah Tamah dengan Pengunjung Ramah tamah dengan pengunjung dalam hal pelayanan dapat dilihat pada Museum Tsunami Banda Aceh. Jenis gambar atau foto yang ada di lantai dua hampir sama dengan lantai-lantai yang lain memiliki pada lantai ini juga terdapat benda-benda yang rusak diterjang tsunami seperti sepeda motor, mesin jahit, al-qu’an dan lain-lain. Yang paling berkesan saat pengunjung melalui ruangan sempit berbentuk lorong memanjang dengan suara gema air turun. Dari hasil observasi peneliti di lokasi penelitian hari Sabtu 10 Februari Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … 2018 di dapati bahwa “masyarakat pengusaha pariwisata kepada pengunjung beramah tamah dalam kondisi terbatas, maklum belum begitu terdidik dan terlatih”. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dengan beberapa informan di atas dpat disimpulkan bahwa pengunjung telah mendapat pelayanan dan ramah tamah dengan pengunjung yang datang mencari wawasan tentang tsunami, dan sebagian dari juga ingin melihat video tsunami karena musuem ini juga menyediakan bioskop kecil. Melakukan Promosi Wisata Promosi di Media On Line Kegiatan pemasaran pariwisata yang berdaya guna adalah salah satu teknik yang dilakukan untuk menerobos selera dan keinginan konsumen, menciptakan citra yang mampu mempengaruhi sejumlah orang yang diharapkan akan mempunyai perhatian terhadap produk atau jasa yang di tawarkan yang ada di objek wisata khusunya. Kegiatan yang di lakukan Dinas Pariwisata merupakan program kerja yang bertujuan untuk memberitahukan kepada khalayak nusantara maupun mancanegara tentang objek wisata. Dari hasil observasi peneliti di lokasi penelitian hari Minggu 11 Februari 2018 di dapati bahwa “kegiatan promosi sangat terbatas dan sedikit jumlahnya, wajar jika tidak banyak di ketahui warga baik nasional maupun internasional”. Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat penulis simpulkan bahwa dalam menentukan tujuan promosi adalah untuk meningkatkan pendapatan daerah dan ekonomi masyarakat dengan memperkenalkan objek wisata kepada pengunjung bahwa wisata kita memiliki banyak potensi dan mempunyai objek wisata tsnami yang dapat dikunjungi pada momen-momen tertentu maupun dihari bebas. Promosi di Tempat Umum Kegiatan pemasaran pariwisata yang berdaya guna adalah salah satu teknik yang dilakukan untuk menerobos selera dan keinginan konsumen, menciptakan citra yang mampu mempengaruhi sejumlah orang yang diharapkan akan mempunyai perhatian terhadap produk atau jasa yang di tawarkan. Kegiatan yang di lakukan Dinas Pariwisata merupakan program kerja yang bertujuan untuk memberitahukan kepada khalayak nusantara maupun mancanegara tentang objek wisata yang ada agar supaya khalayak atau calon wisatawan tertarik untuk berkunjung. Dari hasil observasi peneliti di lokasi penelitian Minggu 11 Februari 2018 di dapati bahwa “promosi ditempat umum belum giat dilakukan, sehingga tidak banyak di ketahui umum, kecuali melaui mulut ke mulut”. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat penulis simpulkan bahwa dalam menentukan tujuan promosi adalah untuk meningkatkan pendapatan daerah dan ekonomi masyarakat dengan memperkenalkan objek wisata tsunami kepada pengunjung bahwa wisata kita memiliki banyak potensi dan mempunyai objek wisata yang dapat dikunjungi pada momen-momen tertentu. Baliho Promosi dalam ukuran besar, dan dengan bahan yang berkualitas tentunya. Baliho mempunyai keunggulan dari segi ukuran dan menimbulkan kesan “wah” pada sebuah Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … agenda tertentu. “Multimedia saat ini sedang berkembang pesat, dan mempunyai keuntungan berupa biaya yang murah, bahkan bisa cenderung gratis, hanya memang membutuhkan keahlian khusus untuk bisa membuat media advanced ini”. Dari hasil observasi peneliti di lokasi penelitian Minggu 11 Februari 2018 di dapati bahwa “hampir tidak ada baliho sama sekali, kalaupun ada sudah rusak atau tua”. Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat penulis simpulkan bahwa bagi dinas Pariwisata yang melakukan strategi dalam promosi khususnya mempromosikan objek wisata tentunya di akhir harus dapat mengukur hasil kebijakan yang sudah dilakukan dalam hal ini mengukur hasil promosi pariwisata dapat dilihat dari tingkat kunjungan dan faktor kepuasaan wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung. Pembahasan Hasil Penelitian Mengatur/Memfasilitasi Pengembangan Daya Tarik Wisata Dalam kaitan ini Handayaningrat 201443 mengemukakan bahwa “Koordinasi adalah usaha penyesuaian bagian-bagian yang berbeda-beda, agar kegiatan daripada bagian-bagian itu selesai pada waktunya, sehingga masing-masing dapat memberikan sumbangan usahanya secara maksimal, agar diperoleh hasil secara keseluruhan”. Seiring dengan profesi yang dimiliki orang tersebut, maka sebagai pribadi memiliki identitas untuk memenuhi kebutuhannya, sementara itu sebagai bagian dari masyarakat atau bagian dari kelompok berperan sebagai sosok individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Maka dalam hal ini, sebagai manusia maka yang bersangkutan dituntut untuk dapat melaksanakan fungsi sosialnya sehingga individu yang bersangkutan dapat melaksanakan peranannya di tengah-tengah masyarakat baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan. Kedudukan dan peranan seseorang dalam organisasi, kelompok atau dalam lingkungan masyarakat tentu berbeda, namun demikian sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepada orang yang bersangkutan menjadi kewajibannya untuk melaksanakan kepercayaan tersebut, karena keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh kesadaran. Temuan 1 Penyelenggaraan Diklat kepariwisataan jarang dilakukan, kalaupun ada peminatnya relatif sedikit. Memelihara dan Melestarikan Daya Tarik Wisata di Kota Banda Aceh Experiential marketing yang unik sangat berhubungan dengan kunjungan ulang konsumen pariwisata. Karena kunjungan ulang atau niat berkunjung kembali wisatawan adalah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam memilih suatu produk/jasa berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk dan jasa Kotler dan Keller, 2012. Kunjungan ulang konsumen adalah salah satu bentuk perilaku konsumen dalam berkunjung yang mana hal ini tidak dapat diatur dan dikendalikan oleh pemasar. Karena revisit intention adalah perilaku yang muncul sebagai respon dari pengalaman seseorang terhadap objek. Kota Banda Aceh memang memiliki destinasi wisata tsunami yang sangat menarik dan cukup beragam. Hanya saja, dari sejumlah objek wisata tersebut juga perlu dijamin, Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … apakah potensi tersebut sudah benar-benar aman untuk dikunjungi, atau tidak. Jaminan keamanan bagi sebuah objek wisata amat penting demi kenyamanan dan kesenangan pengunjung yang datang. Kita akui semua objek wisata punya bahaya sendiri-sendiri. Tetapi setidaknya, pihak pengelola juga dapat memastikan keamanan kita sebagai pengunjung. Usaha pariwisata secara menyeluruh dapat dikatakan sebagai industri pariwisata, tetapi tidak diibaratkan sebagai pabrik yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi, serta ada produknya. Industri pariwisata adalah keseluruhan usaha-usaha yang dapat dinikmati wisatawan semenjak awal mula proses ketertarikan untuk berwisata, menikmati lokasi daerah tujuan wisata sampai pada proses akhir wisatawan tersebut pulang menginjakkan kakinya sampai di rumah, kemudian mengenangnya. Temuan 3 Memelihara dan melestarikan daya tarik wisata di kota banda aceh belum dilakukan dengan perencanaan yang matang. Menyelenggarakan Diklat Kepariwisataan Diklat/latihan dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman seseorang terhadap suatu kegiatan, sehingga lebih terampil dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Peranan latihan sangat penting dalam mengembangkan kemampuan seseorang, tidak saja sebagai jalur yang efektif dalam pengembangan sumber daya manusia, akan tetapi juga dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja menyongsong zaman industrialisasi. Pemerintah Aceh melakukan beberapa upaya untuk membina dan melindungi kebudayaan dan kesenian Aceh dengan falsafah hidup dan nilai-nilai budaya Aceh yang islami. Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dengan pemahaman bahwa dunia wisata bagian dari kebutuhan jasmani dan rohani manusia. Cara berpakaian yang dibolehkan dan dibiasakan menggunakan busana muslim atau muslimah, tidak melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan syari’at Islam untuk menghindari kejadian-kejadian buruk pada masyarakat yang tinggal di sekitar tempat wisata dan bagi para wisatawan, supaya terciptanya Akhlakul karimah. Masyarakat dan tokoh masyarakat berperan dalam pengembangan wisata di daerah masing-masing. Pemerintah berkewajiban membina dan mendidik dan memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan wisata. Dapat dirasakan bahwa merekapun mempunyai hak untuk turut memberikan saran dalam menentukan jenis pembangunan pariwisata yang akan dilaksanakan. Hal ini selaras dengan konsep man-centred development suatu pembangunan yang dipusatkan pada kepentingan manusia, yaitu jenis pembangunan yang lebih diarahkan demi perbaikan nasib manusia dan tidak sekedar sebagai alat pembangunan itu sendiri. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan masyarakatnya merupakan unsur yang sungguh penting dalam pemberdayaan masyarakat. Temuan 2 Penyelenggarakan Diklat kepariwisataan yang dilakukan dinas Pariwisata masih kurang dilakukan, sehingga banyak pengusaha yang belum mengikutinya. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … Memberikan Kesadaran Wisata Kepada Masyarakat Promosi memiliki arti dan peranan penting, karena promosi dimaksudkan untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen agar melakukan kunjungan, pembelian, dan hal-hal menarik lainnya. Promosi mempunyai beberapa alat untuk mencapai tujuan pemasaran melalui promosi yang telah di tetapkan dan di rencanakan sebelumnya. Alat-alat dalam promosi ini digunakan untuk membantu mencapai tujuan yang dilakukan ataupun yang akan di lakukan baik mempromosikan wisata secara khusus maupun dalam penginformasian tentang kegiatan yang dilakukan Dinas Pariwisata untuk meningkatkan kunjungan wisata ke daerah wisata. Pada dasarnya tujuan utama dari pengembangan kepariwisataan adalah untuk meningkatkan nilai ekonomi. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Yoeti 2014 22 bahwa “Pengembangan kepariwisataan nasional, dengan tujuan untuk memperlancar usaha kepariwisataan nasional sebagai salah satu sumber penghasil devisa negara perlu menyempurnakan organisasi dan tata kerja badan pelaksana dibidang kepariwisataan tingkat pusat”. Temuan 4 Masyarakat menganggap memberikan kesadaran wisata kepada masyarakat merupakan tugas pemerintah, masyarakat hanya mengikuti saja, termasuk menyediakan berbagai fasilitas yag dibutuhkan oleh pengunjung. Melakukan Promosi Wisata Pemanfaatan dunia maya sebagai media promosi objek wisata, seperti dengan website, blog, CD interaktif, slide powerpoint, film, music, animasi dan lainnya. Multimedia saat ini sedang berkembang pesat, dan mempunyai keuntungan berupa biaya yang murah, bahkan bisa cenderung gratis, hanya memang membutuhkan keahlian khusus untuk bisa membuat media advanced ini. Bagi dinas Pariwisata yang melakukan strategi dalam promosi khususnya mempromosikan objek wisata tentunya di akhir harus dapat mengukur hasil kebijakan yang sudah dilakukan dalam hal ini mengukur hasil promosi pariwisata dapat dilihat dari tingkat kunjungan dan faktor kepuasaan wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung. Anggaran juga menentukan promosi wisata karena media yang digunakan juga harus membutuhkan anggaran. Poster merupakan sebuah media fisik biasanya menggunakan kertas Dengan ukuran A4, A3, dan A2. Di pasang atau di tempel di papan pengumuman atau di tempat lainnya. Keuntungan poster adalah dapat di cetak dalam jumlah banyak dan jika di tempatkan di lokasi-lokasi strategis akan membentuk sebuah nuansa tersendiri. Selain itu poster bisa di cetak dalam bentuk hitam, putih, maupun berwarna, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi objek wisata. Temuan 5 Promosi di media on line digunakan untuk membantu mencapai tujuan pariwisata. tetapi ini kurang dilakukan, tidak kelihatan gencar sebagai sesuatu kegiatan yang serius. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Kesimpulan Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … 1. Dalam mengatur/memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata di Kota Banda Aceh pengusaha pariwisata masih kurang dalam memberikan petunjuk kepada para wisatawan untuk dapat mengunjungi objek wisata yang sesuai dengan yang mereka inginkan. Kemudian dalam penyelenggaraan Diklat kepariwisataan pelatih yang bertugas untuk mengajarkan bahan-bahan latihan dengan metode-metode belum sesuai dengan yang benar-benar diinginkan oleh pegiat wisata, sehingga belum menghasilkan produk yang cukup baik dan bersaing yang diperlukan sesuai dengan sasaran-sasaran yang telah ditentukan. 2. Pemugaran dengan tujuan melestarikan daya tarik wisata di Kota Banda Aceh berupa pemugaran pengembalian kondisi Benda Cagar Budaya yang rusak sesuai dengan keaslian bahan, bentuk, tata letak, dan/atau teknik pengerjaan untuk memperpanjang usianya, sudah dilaksanakan tetapi dengan bahan material yang berkualitas rendah sehingga cepat rusak kembali . 3. Dalam penyelenggaraan bimbingan masyarakat sadar wisata di Kota Banda Aceh melalui promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata, Pergelaran Seni, Kebudayaan dan media Online untuk dikenalkan ke masyarakat luar daerah belum gencar di lakukan sehingga kelihatannya sepi-sepi saja. Saran-saran 1. Beberapa saran bagi masyarakat, perlunya kesadaran bahwa mengembangkan objek wisata tsunami tidak hanya menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah melainkan juga harus adanya dukungan dari masyarakat yang ada di sekitar objek wisata, masyarakat hendaknya ikut serta dalam kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata, baik itu membantu secara finansial ataupun membantu dengan tenaga. 2. Dinas Pariwisata diharapkan bisa mengembangkan objek wisata tsunami secara maksimal dengan dana yang telah di kucurkan oleh pemerintah meskipun masih membutuhkan bantuan dari berbagai pihak lain. Perlunya menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat bahwa mengembangkan objek wisata tsunami tidak semata-mata identik dengan mengembangkan maksiat. Perlunya diadakan kegiatan pembinaan terhadap Sumber Daya Manusia SDM Pariwisata. Sumber Daya Manusia SDM Pariwisata di sini yang dimaksud adalah masyarakat di sekitar tempat wisata, guide, pengusaha hotel, rumah makan dan restoran, biro travel dan semua pihak terkait penyedia usaha jasa pariwisata. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Bustanul. 2013. Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia Perspektif. Ekonomi, Etika, dan Praksis Kebijakan. Jakarta Erlangga. Gamal, Suwantoro. 2014. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta Andi Offset. Handayaningrat, Soewarno. 2014. Administrasi Pemerintah Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta Gunung Agung. Kotler dan Keller. 2012, Manajemen Pemasaran, Edisi 12. Jakarta Erlangga. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi JENSI Volume 6 Nomor 2 2022 Muhammad Munzir, Muhammad Z. Abidin, Faridah, K. Fachrurrozi, F. Syahputra Pengembangan Kawasan … Mile. MB Huberman, dan Saldana , J. 2014. Qualitative data Analysis A methods Sourcebook, Editions 3. USA Sage Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi, UI-Press. Moleong, Lexi J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya. Pendit, Nyoman S. 2012. Ilmu Pariwisata. Jakarta Pradia Pranita. Poerwadarminta. 2012. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka. Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2013 tentang Kepariwisataa. Sarwoto. 2013. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta Ghalia Indonesia. Sofyandi, Herman & Garniwa, Iwa. 2013. Perilaku Organisasional, Yogyakarta Graha Ilmu. Sujianto, 2011, Implementasi Kebijakan Publik Konsep, Teori Dan Praktik. Pekanbaru Alaf Riau. Syaukani, dkk. 2012. Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan. Yogjakarta Bumi Aksara. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Winardi. 2012. Strategi Pemasaran. Bandung Mandar Maju. Yoeti, Oka A. 2014. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta PT. Pradya Paramita. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this data Analysis A methods SourcebookMileA HubermanJ SaldanaMile. MB Huberman, dan Saldana, J. 2014. Qualitative data Analysis A methods Sourcebook, Editions 3. USA Sage Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi, Penelitian KualitatifLexi J MoleongMoleong, Lexi J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Edisi Revisi, PT. Remaja Organisasi dan ManajemenSarwotoSarwoto. 2013. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta Ghalia Daerah Dalam Negara KesatuanDkk SyaukaniSyaukani, dkk. 2012. Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan. Yogjakarta Bumi Pemasaran. Bandung Mandar MajuWinardiWinardi. 2012. Strategi Pemasaran. Bandung Mandar Pariwisata Sebuah Pengantar PerdanaOka A YoetiYoeti, Oka A. 2014. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta PT. Pradya Paramita.

pemerintah membangun taman edukasi tsunami di daerah